Amanda L. Forest, University of Pittsburgh dan Kori Krueger, University of Pittsburgh
Anda menelusuri Kabar Beranda di Facebook, lalu Anda melihat ini: teman Anda telah mengunggah foto profil baru. Tapi, alih-alih hanya berisikan teman Anda, foto tersebut adalah foto pasangan - foto teman Anda dan pasangan romantis mereka.
“Mengapa ada orang memilih foto seperti ini sebagai foto profil?” Anda bertanya-tanya.
Kami peneliti psikologi sosial yang tertarik untuk memahami perilaku orang-orang dalam hubungan dekat dan di sosial media. Penelitian kami dan riset peneliti lain memberikan wawasan mengapa orang menggunakan beragam foto “Saya punya pasangan!” ditampilkan di media sosial.
Pemilihan foto profil yang menyertakan pasangan romantis mereka, mengumumkan status hubungan, dan menyebutkan pasangan mereka dalam pembaruan sosial media dapat menggambarkan bagaimana perasaan orang-orang tersebut dalam hubungan mereka - dan bisa mengirim pesan penting ke pesaing potensial.
Siapa yang melakukan ini?
Apa yang kami, psikolog sosial, sebut sebagai “tampilan diad” itu relatif umum terjadi.
Dalam sebuah penelitian terbaru yang kami lakukan, 29% pengguna Facebook yang memiliki kekasih memasang foto “dengan pasangan” sebagai foto profil mereka saat ini. Tujuh puluh persen memiliki status hubungan diad yang dipublikasikan – seperti “Berpacaran” atau “Menikah.” Lalu, partisipan menyebutkan kekasih mereka dalam 15% dari pembaruan Facebook terakhir mereka.
Sebagian orang lebih cenderung menggunakan tampilan diad ini. Orang yang sangat puas dengan atau berkomitmen pada hubungan mereka lebih mungkin untuk mempublikasikan foto profil dengan pasangan atau menunjukkan hubungan mereka di media sosial dengan cara lain.
Semakin banyak orang tersebut merasakan cinta, dan semakin banyak kecemburuan yang mereka ungkapkan, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk mengumumkan status hubungan mereka secara publik di Facebook.
Orang yang memiliki tipe keterikatan kecemasan – yang khawatir tentang pasangan mereka menolak atau meninggalkan mereka – jauh lebih mungkin untuk menggunakan foto profil diad dan mempublikasikan status hubungan diad di Facebook.
Sebaliknya, orang-orang yang memiliki tipe keterikatan penghindaran – yang merasa tidak nyaman bergantung pada orang lain dan yang lebih suka mempertahankan kemandirian mereka – cenderung tidak menunjukkan kemesraan mereka dengan cara-cara ini.
Keputusan seseorang menekankan status hubungan mereka secara daring juga dapat berubah sesuai dengan perasaan seseorang pada waktu tertentu. Orang-orang lebih cenderung mempublikasikan informasi yang relevan dengan hubungan di Facebook pada hari-hari ketika mereka merasa lebih tidak aman tentang perasaan pasangan mereka terhadap dirinya dibanding pada hari-hari ketika mereka merasa lebih puas dengan hubungan mereka.
Mengapa menunjukkan kemesraan dengan cara ini?
Salah satu alasan yang memungkinkan dikemukakan oleh akademisi lain adalah bahwa tampilan ini secara akurat menunjukkan bagaimana orang-orang yang terlibat dalam hubungan melihat diri mereka sendiri.
Orang dalam hubungan dekat sering memasukkan pasangan mereka dalam konsep diri mereka – mereka melihat pasangan mereka sebagai bagian dari diri mereka sendiri. Orang-orang bisa saja menampilkan kemesraan mereka di media sosial karena dengan demikian mereka dapat secara akurat menunjukkan bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri: bahwa mereka terjalin dengan pasangan mereka.
Survei terbaru kami dari 236 pengguna Facebook dewasa yang memiliki hubungan mendukung penjelasan ini. Kami menemukan bahwa orang-orang – terutama mereka yang sangat puas dengan hubungan mereka – menggunakan tampilan diad sebagian karena mereka melihat pasangan mereka sebagai bagian dari diri mereka.
Kami juga menemukan alasan lain yang lebih strategis, yaitu orang-orang melakukan tampilan ini adalah mereka yang termotivasi untuk melindungi hubungan mereka dari ancaman yang ada di media sosial. Penggunaan Facebook, Twitter, dan yang lainnya mengekspos orang-orang pada berbagai hal yang berpotensi membahayakan hubungan mereka, termasuk kepada mantan pasangan, dan para “penikung”.
Di luar media sosial, penelitian menunjukkan bahwa orang yang berkomitmen akan melakukan sejumlah perilaku untuk mempertahankan hubungan mereka terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh pasangan alternatif dan pesaing romantis. Menyebutkan pasangan atau hubungan mereka adalah salah satu cara yang orang coba untuk menangkal potensi keonaran.
Kami menemukan bahwa orang-orang yang lebih termotivasi untuk melindungi hubungan mereka dari ancaman semacam ini lebih cenderung menggunakan tampilan diad.
Keinginan untuk mempertahankan hal baik yang telah mereka jalani adalah salah satu alasan mengapa orang yang sangat puas dan berkomitmen cenderung menampilkan pasangannya di profil media sosial mereka.
Peneliti lain menemukan bahwa beberapa orang menampilkan pasangan dan hubungan mereka di profil media sosial mereka karena kalau orang lain mengetahui mereka berada dalam suatu hubungan, mereka merasa harga dirinya meningkat.
Motif untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri adalah salah satu alasan mengapa orang-orang yang merasa cemas ingin agar teman-teman Facebook mengetahui bahwa mereka berada dalam suatu hubungan – ini juga alasan kenapa orang-orang yang memiliki keterikatan penghindaran tidak seperti itu.
Bagaimana orang lain mengartikan tampilan ini?
Menariknya, orang cenderung membentuk kesan yang cukup akurat terhadap orang lain berdasarkan profil dan unggahan media sosial mereka.
Dalam sebuah eksperimen, peneliti membuat perubahan pada profil media sosial untuk menyelidiki konsekuensi dari pengiklanan “coupledom” dengan cara-cara ini.
Pengunggahan foto dengan pasangan dan menggunakan tampilan diad lainnya membuat orang lain menilai si pemilik profil sebagai pribadi yang lebih disukai dan lebih mungkin berada dalam hubungan yang memuaskan dan penuh komitmen.
Tampilan diad ini tidak hanya mengkomunikasikan komitmen, tapi juga menunjukkan bahwa pemilik profil tidak mungkin menerima rayuan romantis dari orang lain. Hal ini dapat mencegah orang lain untuk mencoba lebih dekat dengan pemilik profil, sehingga mungkin dapat melindungi hubungan.
Kalau Anda tidak termasuk dalam orang yang memasang “foto dengan pasangan” di sosial media, mungkin Anda tidak habis pikir mengapa ada orang yang melakukan itu. Tapi bagi mereka yang melakukannya, foto itu berpotensi memiliki hasil positif bagi diri mereka dan hubungan yang sedang dijalani.
Aisha Amelia Yasmin menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.
Amanda L. Forest, Assistant Professor of Psychology, University of Pittsburgh dan Kori Krueger, Ph.D. Student in Psychology, University of Pittsburgh
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
from konde https://ift.tt/2HUelKN Wanita Sehat
No comments:
Post a Comment